INFEKSI TORCH PADA KEHAMILAN

Kamis, 21 Januari 2010


TORCH adalah istilah untuk menggambarkan gabungan dari empat jenis penyakit infeksi yaitu TOxoplasma, Rubella, Cytomegalovirus dan Herpes. Keempat jenis penyakti infeksi ini, sama-sama berbahaya bagi janin bila infeksi diderita oleh ibu hamil. kini, diagnosis untuk penyakit infeksi telah berkembang antar lain ke arah pemeriksaan secara imunologis. Prinsip dari pemeriksaan ini adalah deteksi adanya zat anti (antibodi) yang spesifik taerhadap kuman penyebab infeksi tersebut sebagai respon tubuh terhadap adanya benda asing (kuman. Antibodi yang terburuk dapat berupa Imunoglobulin M (IgM) dan Imunoglobulin G (IgG).


TOXOPLASMA

Infeksi Toxoplasma disebabkan oleh parasit yang disebut Toxoplasma gondi. Pada umumnya, infeksi Toxoplasma terjadi tanpa disertai gejala yang spesipik. Kira-kira hanya 10-20% kasus infeksi Toxoplasma yang disertai gejala ringan, mirip gejala influenza, bisa timbul rasa lelah, malaise, demam, dan umumnya tidak menimbulkan masalah. Infeksi Toxoplasma berbahaya bila terjadi saat ibu sedang hamil atau pada orang dengan sistem kekebalan tubuh terganggu (misalnya penderita AIDS, pasien transpalasi organ yang mendapatkan obat penekan respon imun).
Jika wanita hamil terinfeksi Toxoplasma maka akibat yang dapat terjadi adalah abortus spontan atau keguguran (4%), lahir mati (3%) atau bayi menderita Toxoplasmosis bawaan. pada Toxoplasmosis bawaan, gejala dapat muncul setelah dewasa, misalnya kelinan mata dan atelinga, retardasi mental, kejang-kejang dn ensefalitis.
Diagnosis Toxoplasmosis secara klinis sukar ditentukan karena gejala-gejalanya tidak spesifik atau bahkan tidak menunjukkan gejala (sub klinik). Oleh karena itu, pemeriksaan laboratorium mutlak diperlukan untuk mendapatkan diagnosis yang tepat. Pemeriksaan yang lazim dilakukan adalah Anti-Toxoplasma IgG, IgM dan IgA, serta Aviditas Anti-Toxoplasma IgG.
Pemeriksaan tersebut perlu dilakukan pada orang yang diduga terinfeksi Toxoplasma, ibu-ibu sebelum atau selama masa hamil (bila hasilnya negatif pelu diulang sebulan sekali khususnya pada trimester pertma, selanjutnya tiap trimeter), serta bayi baru lahir dari ibu yang terinfeksi Toxoplasma.

RUBELLA
Infeksi Rubella ditandai dengan demam akut, ruam pada kulit dan pembesaran kelenjar getah bening. Infeksi ini disebabkan oleh virus Rubella, dapat menyerang anak-anak dan dewasa muda.
Infeksi Rubella berbahaya bila tejadi pada wanita hamil muda, karena dapat menyebabkan kelainan pada bayinya. Jika infeksi terjadi pada bulan pertama kehamilan maka risiko terjadinya kelainan adalah 50%, sedangkan jika infeksi tejadi trimester pertama maka risikonya menjadi 25% (menurut America College of Obstatrician and Gynecologists, 1981).
Tanda tanda dan gejala infeksi Rubella sangat bervariasi untuk tiap individu, bahkan pada beberapa pasien tidak dikenali, terutama apabila ruam merah tidak tampak. Oleh Karena itu, diagnosis infeksi Rubella yang tepat perlu ditegakkan dengan bantuan pemeriksaan laboratorium. Pemeriksaan Laboratorium yang dilakukan meliputi pemeriksaan Anti-Rubella IgG dana IgM. Pemeriksaan Anti-rubella IgG dapat digunakan untuk mendeteksi adanya kekebalan pada saat sebelum hamil. Jika ternyata belum memiliki kekebalan, dianjurkan untuk divaksinasi. Pemeriksaan Anti-rubella IgG dan IgM terutama sangat berguna untuk diagnosis infeksi akut pada kehamilan < 18 minggu dan risiko infeksi rubella bawaan.

CYTOMEGALOVIRUS (CMV)
Infeksi CMV disebabkan oleh virus Cytomegalo, dan virus ini temasuk golongan virus keluarga Herpes. Seperti halnya keluarga herpes lainnya, virus CMV dapat tinggal secara laten dalam tubuh dan CMV merupakan salah satu penyebab infeksi yang berbahaya bagi janin bila infeksi yang berbahaya bagi janin bila infeksi terjadi saat ibu sedang hamil. Jika ibu hamil terinfeksi. maka janin yang dikandung mempunyai risiko tertular sehingga mengalami gangguan misalnya pembesaran hati, kuning, ekapuran otak, ketulian, retardasi mental, dan lain-lain.
Pemeriksaan laboratorium sangat bermanfaat untuk mengetahui infeksi akut atau infeski berulang, dimana infeksi akut mempunyai risiko yang lebih tinggi. Pemeriksaan laboratorium yang silakukan meliputi Anti CMV IgG dan IgM, serta Aviditas Anti-CMV IgG.

HERPES SIMPLEKS TIPE II
Infeksi herpes pada alat genital (kelamin) disebabkan oleh Virus Herpes Simpleks tipe II (HSV II). Virus ini dapat berada dalam bentuk laten, menjalar melalui serabut syaraf sensorik dan berdiam diganglion sistem syaraf otonom.
Bayi yang dilahirkan dari ibu yang terinfeksi HSV II biasanya memperlihatkan lepuh pada kuli, tetapi hal ini tidak selalu muncul sehingga mungkin tidak diketahui. Infeksi HSV II pada bayi yang baru lahir dapat berakibat fatal (Pada lebih dari 50 kasus)
Pemeriksaan laboratorium, yaitu Anti-HSV II IgG dan Igm sangat penting untuk mendeteksi secara dini terhadap kemungkinan terjadinya infeksi oleh HSV II dan mencaegah bahaya lebih lanjut pada bayi bila infeksi terjadi pada saat kehamilan.
Infeksi TORCH yang terjadi pada ibu hamil dapt membahayakan janin yang dikandungnya. Pada infeksi TORCH, gejala klinis yang ada searing sulit dibedakan dari penyakit lain karena gejalanya tidak spesifik. Walaupun ada yang memberi gejala ini tidak muncul sehingga menyulitkan dokter untuk melakukan diagnosis. Oleh karena itu, pemeriksaan laboratorium sangat diperlukan untuk membantu mengetahui infeksi TORCH agar dokter dapat memberikan penanganan atau terapi yang tepat.
Panel TORCH
• Anti Toxoplasma IgG dan IgM
• Anti Rubella IgG dan IgM
• Anti CMV IgG dan IgM
• Anti HSV II IgG dan IgM

Sumber:
http://www.infeksi.com/articles.php?lng=in&pg=1263

Infeksi Luka Opersi (ILO)

Kamis, 24 Desember 2009
Infeksi Luka Opersi (ILO)

Surgical site infections (SSI) atau Infeksi luka operasi (ILO) merupakan penyebab signifikan ketidakberdayaan dan kematian. Sekitar 2% - 5% pasien yang menjalani perasi clean extra-abdominal dan 20% pasien yang menjalani operasi intra-abdominal mengalami kejadian ILO. ILO menjadi penyebab kedua yang paling sering menyebabkan terjadinya infeksi nosokomial dan hal tersebut tidak bisa diremehkan. Lebih dari 70% prosedur bedah yang dilakukan pada pasien rawat jalan, menyebabkan potensi tidak terdeteksinya ILO.(1)
Antibiotik yang digunakan untuk profilaksi bedah harus memenuhi beberapa kriteria. Pemilihan antibiotik yang sangat penting diharapkan memiliki spektrum yang dapat mencakup semua patogen yang ada. Antibiotik yang digunakan harus murah, tersedia dalam formulasi parenteral, dan mudah dalam penggunaannya. Potensi efek samping yang ditimbulkan juga harus minimal. Pemilihan antibiotik dengan waktu paruh panjang dimungkinkan dapat mengurangi dosis kecuali pada prosedur operasi yang panjang.(1) Penggunaan antibiotika profilaksi sebelum tindakan operasi dilakukan sangat dianjurkan selama 20 tahun terakhir ini. Ketepatan waktu pemberian pre operasi, dosis inisial, pemilihan antibiotika yang tepat, dan lama durasi pemberian harus diperhatikan dengan jelas.(2)
Operasi dapat dibagi ke dalam dua kategori dasar yaitu extra-abdominal dan intra-abdominal. ILO akibat operasi extra-abdominal sering disebabkan oleh bakteri gram positif aerob. Dengan demikian, suatu antibiotik yang mampu melawan bakteri gram positif dengan kuat harus digunakan. Cefazolin memiliki kelebihan dari sisi profil efek samping yang ringan, dosis sederhana, dan biaya terjangkau. Hal inilah yang membuat cefazolin menjadi andalan untuk profilaksi bedah extra-abdominal. Untuk pasien yang memiliki alergi dengan β-laktam, clindamisin atau vankomisin dapat digunakan sebagai alternatife.(1)
Operasi intra-abdominal memerlukan antibiotik spektrum luas yang mampu melawan bakteri gram negatif dan bakteri anaerobes. Sefalosporin untuk bakteri anaerob, cefoxitin dan cefotetan, memiliki kemampuan tersebut tetapi ketersediaannya terbatas. Fluoroquinolon atau aminoglikosida, dikombinasikan dengan clindamisin atau metronidazol, semestinya memiliki kemampuan yang cukup melawan bakteri tersebut operasi intra-abdominal.(1)


sumber:
(1)Schafer, Jeremy A., and John C. Rotschafer., 2008, Antimicrobial Prophylaxis in Surgery In Dipiro, J.T. (eds), Talbert , R. (eds), Yee, g. (eds), Matzke, G. (eds), Wells, B. (eds), Posey, M. (eds) Pharmacotherapy Principles and Practice, McGraw-Hill Medical Publishing Division, 1231.
(2)Mangram J.A., Horan, T., Pearson, M., Silver, C., William R.,1999, Guideline For Prevention For Surgical Site Infection, Hospital Infections Program, National Center for Infectious, Diseases Centers for Disease Control and Prevention Public Health Service US Department of Health and Human Services : 251.

Tinea Versikolor (panu)

DEFINISI
Tinea Versikolor adalah suatu infeksi jamur yang menyebabkan timbulnya bercak-bercak putih sampai coklat muda pada kulit.

PENYEBAB
Tinea versikolor merupakan suatu infeksi yang agak sering terjadi (terutama pada dewasa muda), yang disebabkan oleh jamur Pytirosporum orbiculare. Jamur ini agaknya merupakan bagian dari flora normal pada kulit manusia dan hanya menimbulkan gangguan pada keadaan-keadaan tertentu. Bagian tubuh yang sering terkena adalah punggung, lengan atas, lengan bawah, dada dan leher. Lebih sering ditemukan di daerah beriklim panas dan berhubungan dengan meningkatnya pengeluaran keringat.

GEJALA
Tinea versikolor jarang menyebabkan nyeri atau gatal-gatal, tetapi menimbulkan bercak-bercak putih di kulit. Orang yang secara alami memiliki kulit yang gelap akan memiliki bercak-bercak terang/pucat, sedangkan orang yang secara alami memiliki kulit kuning langsat akan memiliki bercak yang lebih gelap. Bercak-bercak ini sering ditemukan di dada atau punggung dan bisa sedikit bersisik. Lama-lama beberapa bercak kecil akan bergabung membentuk bercak yang lebih besar.

DIAGNOSA
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala-gejalanya. Infeksi bisa terlihat lebih jelas dengan menggunakan sinar ultraviolet atau dengan melakukan pemeriksaan mikroskopis terhadap kerokan kulit yang terinfeksi.

PENGOBATAN
Biasanya digunakan sampo anti-ketombe, misalnya yang mengandung selenium sulfida 1%.
Sampo ini dioleskan pada daerah yang terkena (termasuk kulit kepal) sebelum tidur dan dibiarkan semalaman, kemudian dibersihkan pada keesokan harinya. Pengobatan ini biasanya berlangsung selama 3-4 malam. Jika terjadi iritasi kulit, sebaiknya waktu pemakaian sampo dibatasi selama 20-60 menit atau diganti dengan obat lainnya. Obat lainnya yang digunakan untuk mengatasi tinea versikolor adalah anti-jamur clotrimazole,ketoconazole atau miconazole.

PENCEGAHAN
Seseorang yang pernah menderita tinea versikolor sebaiknya menghindari cuaca panas atau keringat yang berlebihan.

Selulitis

DEFINISI
Selulitis adalah infeksi pada lapisan kulit yang lebih dalam.
PENYEBAB
Bakteri streptokokus atau stafilokokus atau bakteri lainnya. Dalam keadaan normal kulit memiliki berbagai jenis bakteri, tetapi kulit yang utuh merupakan penghalang yang efektif untuk mencegah masuknya bakteri dan mencegah pertumbuhan bakteri di dalam tubuh. Jika kulit robek, bakteri bisa masuk dan berkembangbiak, menyebabkan infeksi dan peradangan.

Faktor resiko terjadinya selulitis:
• Gigitan dan sengatan serangga, gigitan hewan, gigitan manusia
• Luka di kulit
• Riwayat penyakit pembuluh darah perifer, diabetes
• Baru menjalani prosedur jantung, paru-paru atau gigi
• Pemakaian obat imunosupresan atau kortikosteroid.
GEJALA
Infeksi paling sering ditemukan di tungkai dan seringkali berawal dari:
• kerusakan kulit akibat cedera ringan
• luka terbuka di kulit
• infeksi jamur diantara jari-jari kaki.
Selulitis menyebabkan kemerahan atau peradangan yang terlokalisasi. Kulit tampak merah, bengkak, licin disertai nyeri tekan dan teraba hangat. Ruam kulit muncul secara tiba-tiba dan memiliki batas yang tegas. Bisa disertai memar dan lepuhan-lepuhan kecil. Gejala lainnya adalah: demam, menggigil , sakit kepala, nyeri otot, tidak enak badan.

DIAGNOSA
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala-gejalanya. Untuk menentukan penyebabnya, dilakukan pembiakan terhadap contoh darah atau jaringan kulit yang terinfeksi.
PENGOBATAN
Pengobatan yang tepat dapat mencegah penyebaran infeksi ke darah dan organ lainnya.
Diberikan penicillin atau obat sejenis penicillin (misalnya cloxacillin). Jika infeksinya ringan, diberikan sediaan per-oral (ditelan). Biasanya sebelum diberikan sediaan per-oral, terlebih dahulu diberikan suntikan antibiotik jika:
• penderita berusia lanjut
• selulitis menyebar dengan segera ke bagian tubuh lainnya
• demam tinggi.
Jika selulitis menyerang tungkai, sebaiknya tungkai dibiarkan dalam posisi terangkat dan dikompres dingin untuk mengurangi nyeri dan pembengkakan.

Sindroma Kulit Terbakar Karena Stafilokokus

DEFINISI
Sindroma Kulit Terbakar Karena Stafilokokus adalah suatu infeksi kulit yang luas dimana kulit mengelupas seperti terbakar. Sindroma ini hampir selalu menyerang bayi, anak-anak dan penderita gangguan sistem kekebalan.
PENYEBAB
Bakteri stafilokokus. Jenis stafilokokus tertentu menghasilkan zat racun yang menyebabkan lapisan kulit paling atas (epidermis) terpisah dari lapisan kulit di bawahnya.
Infeksi kulit oleh stafilokokus kadang dapat menyebabkan sindroma syok toksik.
GEJALA
Sindroma biasanya berawal sebagai suatu infeksi berkeropeng yang terisolasi, yang menyerupai impetigo. Infeksi mungkin terjadi di daerah yang tertutup popok atau di sekitar pusar (pada bayi baru lahir). Pada anak-anak yang berusia 1-6 tahun, sindroma diawali dengan sebuah keropeng di hidung atau telinga. Lalu diikuti dengan timbulnya daerah berwarna merah tua di sekitar keropeng tersebut. Daerah ini terasa nyeri. Daerah kulit lainnya tampak merah dan membentuk lepuhan-lepuhan yang mudah pecah. Selanjutnya, lapisan kulit paling luar mulai mengelupas meskipun hanya tersentuh atau terdorong sedikit. Dalam waktu 1-2 hari, hal yang sama terjadi pada permukaan kulit lainnya dan anak menjadi sangat sakit (demam, menggigil dan lemah).

Karena kulit sebagai pelindung telah mengelupas, maka bakteri dan organisme penyebab infeksi lainnya dengan mudah akan masuk ke dalam tubuh. Selain itu terjadi kehilangan sejumlah cairan melalui penguapan.
DIAGNOSA
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala-gejalanya dengan tanda Nikolsky positif.
Tanda Nikolsky positif jika pada saat disentuh, kulit mengelepus. Untuk memperkuat diagnosis dilekukan pemeriksaan biopsi atau pembiakan jaringan kulit.
PENGOBATAN
Diberikan antibiotik sejenis penicillin intravena (melalui pembuluh darah), yaitu cloxacillin, dicloxacillin atau cephalexin. Jika penyakit ini diketahui lebih dini, bisa diberikan sediaan per-oral (melalui mulut). Pengobatan dilakukan selama 10 hari dan penyembuhan dicapai dalam waktu 5-7 hari. Untuk mencegah dehidrasi diberikan cairan melalui infus. Kulit dirawat secara hati-hati, sama halnya seperti menangani kulit yang mengalami luka bakar.

Kolitis Karena Antibiotik

DEFINISI
Kolitis Karena Antibiotik adalah peradangan usus besar yang terjadi akibat penggunaan antibiotik.
PENYEBAB
Banyak antibiotik yang mengubah keseimbangan jenis dan jumlah bakteri di dalam usus, memungkinkan penyakit tertentu menyebabkan bakteri berkembang biak. Bakteri yang yang paling sering menimbulkan masalah adalah Clostridium difficile, yang menghasilkan 2 racun yang bisa merusak lapisan pelindung dari usus besar. Antibiotik yang sering menyebabkan kelainan ini adalah clindamycin, ampicilin dan golongan sefalosporin (misalnya sefalotin).
Antibiotik lainnya adalah penicillin, eritromisin, trimethoprim-sufametoksazole, chloramphenicol dan tetracycline. Pertumbuhan berlebih dari Clostridium difficile dapat terjadi bila antibiotik diberikan per-oral (melalui mulut) maupun lewat suntikan. Faktor resikonya meningkat sesuai umur, meskipun dewasa muda dan anak-anakpun bisa terkena. Pada kasus yang ringan, terjadi peradangan ringan pada lapisan usus. Pada kolitis berat, peradangannya meluas dan lapisannya mengalami ulserasi.
GEJALA
Gejala biasanya mulai timbul ketika penderita mengkonsumsi antibiotik tersebut. Pada sepertiga kasus, gejala tidak muncul sampai 1-10 hari setelah pengobatan dihentikan, dan pada beberapa penderita, gejala tidak muncul dalam 6 minggu berikutnya. Gejala bervariasi mulai dari diare ringan sampai diare berdarah, nyeri perut dan demam. Pada kasus berat, dapat terjadi dehidrasi, tekanan darah yang rendah, megakolon toksik danperforasi usus kecil, yang bisa berakibat fatal.
DIAGNOSA
Diagnosis ditegakkan berdasarkan pemeriksaan sigmoidoskopi, yang bisa mengamati peradangan pada usus besar. Kolonoskopi bisa dilakukan bila bagian usus yang mengalami peradangan tidak dapat dijangkau oleh sigmoidoskopi. Ditemukannya Clostridium difficile pada biakan contoh tinja akan memperkuat diagnosis. Pada tinja bisa dilakukan pemeriksaan untuk menemukan toksin yang dihasilkan oleh bakteri penyebabnya. Toksin dapat dideteksi pada 20% kasus yang ringan dan pada 90% kasus kolitis yang berat. Pemeriksaan laboratorium bisa menunjukkan peningkatan yang abnormal dari jumlah sel darah putih selama serangan yang berat berlangsung.
PENGOBATAN
Jika terjadi diare yang berat, obat tersebut harus segera dihentikan, kecuali jika obat tersebut sangat diperlukan, bisa terus diberikan. Obat yang memperlambat kontraksi usus (misalnya difenoksilate), harus dihindari karena bisa memperpanjang penyakitnya. Jika diare terjadi tanpa komplikasi, biasanya akan sembuh dalam dalam 10-12 hari setelah antiobiotik dihentikan. Jika gejala yang ringan bersifat menetap, bisa diberikan cholestyramine, yang akan mengikat toksin yang dihasilkan. Untuk kasus-kasus yang berat, metronidazole efektif melawan Clostridium difficile. Vankomycin diberikan pada kasus-kasus yang sangat berat atau yang resisten. Pada 20% penderita, gejala-gejala tersebut bisa terjadi lagi dan harus diobati kembali. Jika diarenya berulang-ulang, mungkin diperlukan pemberian antibiotik jangka panjang. Beberapa penderita diobati dengan sediaan laktobacillus, yang diberikan per-oral (melalui mulut) atau melalui dubur, untuk membekali lagi usus dengan bakteri alaminya. Tetapi pengobatan ini tidak dilakukan secara rutin. Meskipun jarang, penyakit ini bisa terjadi secara akut dan berbahaya, sehingga penderita harus dibawa ke rumah sakit untuk mendapatkan infus cairan, elektrolit dan transfusi darah. Pembuatan saluran yang menghubungakan usus halus dengan sebuah lubang di dinding perut yang bersifat sementara (ileostomi temporer) atau pengangkatan sebagian usus yang terkena, kadang-kadang diperlukan untuk menyelamatkan penderita.

Cystic Fibrosis

Rabu, 23 Desember 2009
Cystic Fibrosis



Merawat Cystic Fibrosis

Tetap masih belum ada penyembuhan untuk cystic fibrosis (CF), namun perawatan-perawatan telah menjadi lebih baik pada tahun-tahun baru-baru ini. Tujuan-tujuan dari perawatan CF adalah untuk:
Mencegah dan mengontrol infeksi-infeksi pada paru-paru anda.
Melonggarkan dan mengeluarkan lendir yang kental dan lengket dari paru-paru anda.
Mencegah halangan-halangan pada usus-usus anda.
Menyediakan nutrisi yang cukup.
Perawatan Untuk Persoalan-Persoalan Paru

Perawatan-perawatan utama untuk persoalan-persoalan paru pada orang-orang dengan CF adalah:
Antibiotik-antibiotik untuk infeksi-infeksi saluran-saluran udara
Terapi Fisik Dada.
Olahraga.
Obat-obat lain.
Antibiotik-Antibiotik

Kebanyakan orang-orang dengan CF mempunyai infeksi-infeksi paru derajat rendah yang terus menerus. Adakalanya, infeksi-infeksi ini menjadi begitu serius sehingga anda mungkin memerlukan dirawat dirumah sakit. Antibioti-antibiotik adalah perawatan utama.
Anda mungkin diberikan beberapa tipe-tipe yang berbeda dari antibiotik-antibiotik. Pilihan dari antibiotik-antibiotik tergantung pada:
Strain-strain dari bakteri-bakteri yang terlibat.
Berapa serius kondisi anda.
Sejarah penggunaan antibiotik anda sebelumnya.
Tipe-tipe yang berbeda dari antibioti-antibiotik termasuk:
Antibiotik-antibiotik oral untuk infeksi-infeksi saluran udara yang relatif ringan.
Antibiotik-antibiotik yang dihirup, seperti tobramycin (to-bra-MI-sin). Mereka mungkin digunakan sendirian atau dengan antibiotik-antibiotik oral.
Antibiotik-antibiotik intrvena untuk infeksi-infeksi yang berat/parah atau ketika tidak ada satupun dari antibiotik-antibiotik oral yang bekerja.
Antibiotik-antibiotik, seperti azithromycin (az-ith-roe-MYE-sin), yang juga mengurangi peradangan.
Terapi Fisik Dada

Terapi fisik dada atau chest physical therapy (CPT) juga disebut menepuk dada atau perkusi dada. Ia melibatkan pemukulan dada dan punggung anda berkali-kali untuk mengeluarkan lendir dari paru-paru anda sehingga anda dapat membatukan lendir keatas. CPT untuk cystic fibrosis harus dilakukan tiga sampai empat kali setiap hari.
CPT juga sering dirujuk sebagai pengaliran postural. Ini melibatkan duduk anda atau berbaring pada perut anda dengan kepala anda kebawah ketika anda melakukan CPT. Ini mengizinkan gaya berat untuk membantu mengalirkan lendir dari paru-paru anda.
Karena CPT adalah berat atau tidak nyaman untuk beberapa orang-orang, beberapa alat-alat telah dikembangkan baru-baru ini yang mungkin membantu dengan CPT. Alat-alat termasuk:
Penepuk dada elektrik, dikenal sebagai mechanical percussor.
Vest (rompi) terapi yang dapat dikembangkan yang menggunakan gelombang-gelombang udara frekwensi tinggi untuk memaksa lendir keluar dari paru-paru anda.
Alat "flutter", alat kecil yang dipegang tangan yang anda napas keluar melaluinya. Ia menyebabkan getaran-getaran yang mengeluarkan lendir.
Positive expiratory pressure (PEP) mask yang menciptakan getaran-getaran yang membantu melepaskan lendir dari dinding-dinding saluran udara.
Beberapa teknik-teknik pernapasan mungkin juga membantu mengeluarkan lendir. Teknik-teknik ini termasuk:
Forced expiration technique (FET) - memaksa keluar sepasang pernapasan-pernapasan atau tiupan-tiupan dan kemudian melakukan pengenduran pernapasan.
Active cycle breathing (ACB) - FET dengan latihan-latihan pernapasan yang dalam yang dapat mengendurkan lendir pada paru-paru anda dan membantu membuka saluran-saluran udara anda.
Latihan/Olahraga

Latihan aerobic membantu:
Mengendurkan lendir.
Mendorong batuk untuk membersihkan lendir.
Memperbaiki kondisi fisik keseluruhan anda.
Jika anda olahraga secara teratur, anda mungkin mampu untuk memperpendek terapi dada anda. Check dengan dokter anda sebelum melakukan ini.
Obat-Obat Lain

Obat-obat anti-peradangan mungkin membantu mengurangi peradangan pada paru-paru anda yang disebabkan oleh infeksi-infeksi yang terus menerus. Obat-obat ini termasuk:
Steroid-steroid yang dihirup atau, adakalanya oral. Steroid-steroid adalah obat-obat anti-peradangan yang paling efektif.
Ibuprofen, tipe dari obat anti-peradangan nonsteroid. Ia mungkin juga memperlambat kemajuan dari CF pada anak-anak muda dengan gejala-gejala ringan.
Bronchodilators, yang adalah obat-obat yang dihirup yang mengendurkan otot-otot sekitar saluran-saluran udara sehingga saluran-saluran udara dapat terbuka. Mereka harus dipakai tepat sebelum CPT untuk membantu membersihkan lendir.
Obat-obat pengencer lendir yang mengurangi kelengketan dari lendir pada saluran-saluran udara anda. Mereka termasuk:
Human DNase (Dornase Alfa), obat yang mengendurkan lendir pada paru-paru anda. Ia mungkin menjurus pada rawat inap yang lebih pendek.
Acetylcysteine dan saline.
Hypertonic saline, larutan dari air yang steril dan sangat asin yang dipakai dengan nebulizer dua kali sehari, dapat membantu membersihkan lendir dan memperbaiki fungsi paru. Beberapa dokter-dokter sekarang memberikannya pada pasien-pasien yang terpilih diatas umur 6 tahun.
Terapi Oksigen

Jika tingkat oksigen dalam darah anda terlalu rendah, anda mungkin memerlukan terapi oksigen. Oksigen biasanya diberikan melalui selang plastik hidung yang bercabang atau masker.
Transplantasi Paru

Operasi untuk menggantikan satu atau keduanya paru-paru anda dengan paru yang sehat dari donor manusia mungkin membantu anda. Beberapa faktor-faktor yang menentukan apakah anda dapat menjalani transplantasi paru termasuk:
Tipe bakteri dalam paru-paru anda.
Umur dan berat badan anda.
Obat-obat yang sedang anda minum.
Apakah anda mempunyai kondisi-kondisi medis lain, termasuk osteoporosis.
Berapa baiknya fungsi paru anda.
Manajemen Persoalan-Persoalan Pencernaan

Terapi nutrisi dapat memperbaiki pertumbuhan dan perkembangan, kekuatan, dan toleransi latihan anda. Ia mungkin juga membuat anda cukup kuat untuk melawan beberapa infeksi-infeksi paru. Terapi nutrisi termasuk diet yang seimbang dan tinggi kalori yang adalah rendah lemaknya dan tinggi proteinnya.
Sebagai bagian dari terapi nutrisi anda, dokter anda mungkin:
Meresepkan enzim-enzim pankreas oral untuk membantu anda mencerna lemak-lemak dan protein-protein dan menyerap lebih banyak vitamin-vitamin. Enzim-enzim harus dimakan dalam bentuk kapsul sebelum setiap kali makan, termasuk snacks.
Merekomendasikan suplemen-suplemen dari vitamin-vitamin A, D, E, dan K untuk menggantikan vitamin-vitamin yang dapat larut dalam lemak yang tidak dapat diserap oleh usus-usus anda.
Merekomendasikan bahwa anda menggunakan tabung pemberi makan, yang disebut gastrostomy (gas-TROS-to-me) tube atau T-tube, untuk menambah lebih banyak kalori-kalori pada malam hari ketika anda sdang tidur. Tabung ditempatkan dalam perut anda. Sebelum anda pergi tidur setiap malam, anda pasangkan botol dengan larutan nutrisi pada jalan masuk tabung. Ia memberi makan pada anda ketika anda sedang tidur.
Perawatan-perawatan lain untuk persoalan-persoalan pencernaan yang disebabkan oleh CF mungkin termasuk:
Enema-enema dan obat-obat pengencer lendir untuk merawat rintangan-rintangan usus.
Obat-obat yang mengurangi asam lambung dan membantu enzim-enzim pankreas oral bekerja lebih baik.