Infeksi Luka Opersi (ILO)

Kamis, 24 Desember 2009
Infeksi Luka Opersi (ILO)

Surgical site infections (SSI) atau Infeksi luka operasi (ILO) merupakan penyebab signifikan ketidakberdayaan dan kematian. Sekitar 2% - 5% pasien yang menjalani perasi clean extra-abdominal dan 20% pasien yang menjalani operasi intra-abdominal mengalami kejadian ILO. ILO menjadi penyebab kedua yang paling sering menyebabkan terjadinya infeksi nosokomial dan hal tersebut tidak bisa diremehkan. Lebih dari 70% prosedur bedah yang dilakukan pada pasien rawat jalan, menyebabkan potensi tidak terdeteksinya ILO.(1)
Antibiotik yang digunakan untuk profilaksi bedah harus memenuhi beberapa kriteria. Pemilihan antibiotik yang sangat penting diharapkan memiliki spektrum yang dapat mencakup semua patogen yang ada. Antibiotik yang digunakan harus murah, tersedia dalam formulasi parenteral, dan mudah dalam penggunaannya. Potensi efek samping yang ditimbulkan juga harus minimal. Pemilihan antibiotik dengan waktu paruh panjang dimungkinkan dapat mengurangi dosis kecuali pada prosedur operasi yang panjang.(1) Penggunaan antibiotika profilaksi sebelum tindakan operasi dilakukan sangat dianjurkan selama 20 tahun terakhir ini. Ketepatan waktu pemberian pre operasi, dosis inisial, pemilihan antibiotika yang tepat, dan lama durasi pemberian harus diperhatikan dengan jelas.(2)
Operasi dapat dibagi ke dalam dua kategori dasar yaitu extra-abdominal dan intra-abdominal. ILO akibat operasi extra-abdominal sering disebabkan oleh bakteri gram positif aerob. Dengan demikian, suatu antibiotik yang mampu melawan bakteri gram positif dengan kuat harus digunakan. Cefazolin memiliki kelebihan dari sisi profil efek samping yang ringan, dosis sederhana, dan biaya terjangkau. Hal inilah yang membuat cefazolin menjadi andalan untuk profilaksi bedah extra-abdominal. Untuk pasien yang memiliki alergi dengan β-laktam, clindamisin atau vankomisin dapat digunakan sebagai alternatife.(1)
Operasi intra-abdominal memerlukan antibiotik spektrum luas yang mampu melawan bakteri gram negatif dan bakteri anaerobes. Sefalosporin untuk bakteri anaerob, cefoxitin dan cefotetan, memiliki kemampuan tersebut tetapi ketersediaannya terbatas. Fluoroquinolon atau aminoglikosida, dikombinasikan dengan clindamisin atau metronidazol, semestinya memiliki kemampuan yang cukup melawan bakteri tersebut operasi intra-abdominal.(1)


sumber:
(1)Schafer, Jeremy A., and John C. Rotschafer., 2008, Antimicrobial Prophylaxis in Surgery In Dipiro, J.T. (eds), Talbert , R. (eds), Yee, g. (eds), Matzke, G. (eds), Wells, B. (eds), Posey, M. (eds) Pharmacotherapy Principles and Practice, McGraw-Hill Medical Publishing Division, 1231.
(2)Mangram J.A., Horan, T., Pearson, M., Silver, C., William R.,1999, Guideline For Prevention For Surgical Site Infection, Hospital Infections Program, National Center for Infectious, Diseases Centers for Disease Control and Prevention Public Health Service US Department of Health and Human Services : 251.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar